Cahyadi Rasyid (Kla 95) sedang mengecek pertumbuhan karang transplantasi (Foto: Tim DKP Kota Tidore)

Alumni Ilmu Kelautan UNHAS terus aktif terlibat pada ragam kegiatan konservasi dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau di berbagai provinsi Indonesia. Salah satunya Maluku Utara. Di sini, beberapa alumni sukses menjadi pamong pemerintahan (PNS). Di Maluku Utara, negeri rempah-rempah yang terkenal itu terdapat Cahyadi Rasyid, ST, M.Si (Kla 95), Hasyim, ST (92) staf DKP Provinsi Maluku Utara serta Abdul Khalish Samiun, S.Kel, M.Si (94), staf DKP Kota Tidore Kepulauan.

Mereka inilah yang menjadi tulang punggung perencana sekaligus fasilitator kegiatan pelatihan pemberdayaan masyarakat. Judul kegiatannya, “Pengenalan Transplantasi Karang kepada Masyarakat di Provinsi Maluku Utara”. Para alumni ini terlibat dalam persiapan, pemaparan materi, hingga monitoring kegiatan di laut. Mereka didampingi alumni Kelautan Unhas yang juga kandidat Doktor, Syafyuddin Yusuf, ST, M.Si (Kla ‘89). Berikut ini adalah laporan kegiatan yang dikirim oleh read more

Selamat datang di Barrang Lompo

Rodaan Al Galidi penulis jangkung asal Irak yang berdomisili di Belanda duduk mematung di atas tumpukan batu karang. Dia memandang lirih ke Agus yang bersimpuh layu. Remaja berumur 20 tahun ini lumpuh muda. Itu adalah salah satu pemandangan dari rangkaian “Makassar International Writers Festival, MIWF” di Barrang Lompo (15 Juni 2011). Satu hari sebelumnya para penulis ini mengunjungi Galesong, salah satu kawasan pesisir di selatan Makassar. read more

Dr. Nurjannah Nurdin, ST, M.Si

Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN) adalah organisasi dengan visi mendukung terwujudnya insan profesional yang berintegritas tinggi di bidang penginderaan jauh.

Ada kabar yang menyenangkan bagi UNHAS bahwa pada pertemuan Ilmiah Tahunan ke-18 MAPIN yang dilaksanakan pada tanggal 8 Juni 2011, di kampus Universitas Diponegoro, Semarang, Dr.Nurjannah memperoleh penghargaan Sutanto Award, atau penyaji terbaik pada pertemuan ilmiah tersebut. Acara ini dihadiri lebih dari 200 ahli penginderaan jauh Indonesia.

Selain para pembicara utama dalam seminar ini turut hadir para ahli dalam berbagai bidang penginderaan jauh dan aplikasinya antara lain perencanaan lingkungan, urban and regional planning, disaster management, environment and social economic, natural resource management dan teknologi survey dan pemetaan.

Dr. Nurjannah Nurdin, adalah alumni Ilmu Kelautan Unhas yang juga dosen pada Fakultas Ilmu Kelautan & Perikanan Universitas Hasanuddin (FIKP). Selain itu beliau adalah sekretaris eksekutif PUSLITBANG Wilayah, tata Ruang & Informasi Spatial Unhas. Judul makalah hasil riset yang disampaikannya adalah “Teknologi Hiperspektral untuk Mendeteksi Kesehatan Karang”.

Selamat kepada Dr, Nurjannah Nurdin, semoga ilmunya berguna bagi pengembangan kelautan di Indonesia.

Para Peserta Diskusi Kelautan (13/06/2011)

Diskusi Kelautan, “Tata Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kota Makassar, antara Teori dan Implementasi” kerjasama Ikatan Sarjana Kelautan (ISLA) Unhas dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Wilayah, Tata Ruang dan Informasi Spasial (WITARIS Universitas Hasanuddin) yang didukung oleh Mart Consultant, satu lembaga pelayanan jasa konsultansi kelautan se-Sulawesi yang berbasis di Kota Bau-Bau terlaksana dengan sukses (Senin/13 Juni 2011).

***
Kegiatan ini berlangsung di ruang rapat Tribun Timur Makassar dan menghadirkan pembicara yaitu Prof. Dr. Sumbangan Baja, M.Sc Ketua Balitbang Wilayah, Tata Ruang dan Informasi Spasial (WITARIS-UH), Dr. Nurjannah Nurdin, ST, M.Sc, ahli GIS yang juga dosen Ilmu Kelautan Unhas serta Andi Muhammad Ibrahim, ST, M.Sc (Aktivis LSM, alumni Kelautan Unhas jebolan Universitas Twente. Peserta pertemuan datang dari utusan LSM Kelautan, wartawan, mahasiswa serta anggota DPRD Provinsi, Andi Januar Jaury Dharwis, SE.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang fakta pesisir dan pulau Kota Makassar, mengidentifikasi dampak pengelolaan serta alternatif strategi tata ruang yang lebih efektif. Selain itu untuk memberikan masukan bagi pengelolaan dan tata ruang wilayah pesisir dan laut di Makassar. read more

Salah satu wajah pesisir Kota Makassar kini (Foto: Kamaruddin Azis)

I. Pendahuluan
Latar Belakang

Dua dekade terakhir issu Kelautan menjadi tema sentral pembangunan regional dan internasional. Di dalam negeri, sejak Era Gus Dur, inisiasi Departemen Eksplorasi Laut hingga berubah menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di era SBY menjadi bukti bahwa Pemerintah berharap pengelolaan Kelautan yang lebih baik. Pada tingkat makro, Deklarasi Cancun 2010 di Mexico yang menempatkan issu “Climate Changes” serta perubahan muka air laut sebagai pokok bahasan menjadi bukti bahwa issu Kelautan mulai menyita perhatian. read more

Muh. Zulficar Mochtar (Foto: koleksi pribadi)

Sabahat KLAners sekalian, tulisan opini kali ini adalah hasil pemikiran M. Zulficar Mochtar, Alumni Kelautan Unhas angkatan 1990. Meraih gelar master degree pada bidang kebijakan lingkungan tahun 2002 dari Cardiff University, UK. Vic, begitu biasa dipanggil kini bekerja sebagai konsultan pembangunan dan mengelola satu organisasi lingkungan berbasis Kelautan di Jakarta, Detructive Fishing Watch (DFW). Pengalamannya yang panjang pada lembaga seperti World Bank, ADB, UNDP, USAid, dan beberapa lembaga internasional lainnya memberinya kemampuan melihat persoalan dan issu pembangunan secara komprehensif.

***
Berbeda dengan sebagian besar profesi lain, nelayan Indonesia wajib menambahkan pertimbangan cuaca dalam setiap aktifitasnya. Kesalahan memprediksi cuaca, bisa berakibat fatal dan berujung pada kematian. Untuk itu, setiap tahun nelayan memiliki waktu ‘jeda’ dalam bekerja di laut. read more

Achmad "Madonk" Tamrin (Foto: Koleksi Pribadi)

Sosok yang satu ini sangat memorable bagi alumni lainnya, utamanya mahasiswa angkatan 1988 hingga 1993. Dia Achmad Tamrin. Lelaki kelahiran Makassar 18 Maret 1971 ini punya selera humor di atas rata-rata.

Dia sangat menyenangkan. Beberapa kawannya pernah berujar, “Dia itu, selama kuliah nyaris tak pernah marah walau kerap jadi target guyonan sarkastik”

Madonk menyelesaikan kuliah pada tahun 1996. Konsentrasi tugas akhir yang dipilihnya pada bidang pencemaran laut (marine pollution), khususnya logam berat.

Lima belas tahun kemudian, atau kini, Madonk, pegitu panggilan kesayangan teman-temannya sejak tahun 2006 berlabuh di Kota Masamba, Luwu Utara Utara, Sulawesi Selatan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Siapa sangka bahwa ayah 3 anak dari seorang istri penulis yang juga seorang guru hampir punya segalanya. Dalam catatan kawannya, dia dikenal sebagai periset kelautan, penyelam (diver), karyawan bank, pegiat LSM, ahli anti rayap, staf kantor asuransi dan masih banyak lagi.

Mari simak ceritanya… read more

Prof Iqbal, kedua dari kanan (Foto: AM Iqbal)

Berikut ini adalah tulisan*) salah satu alumni Kelautan Unhas 1988, Prof Dr. Andi Iqbal Burhanuddin, M.Sc tentang latar belakang dan dampak perompak di perairan Somalia yang dapat mengancam keselamatan pelayaran dan industri maritim dunia.

***
Dunia seperti tidak berdaya menghadapi perompak di lepas Pantai Somalia, sebuah negara yang terperosok dalam kekerasan senjata, perang saudara sejak 20 tahun silam. Pada pekan terakhir ini, media nasional maupun internasional ramai memberitakan peristiwa penyanderaan kapal di sekitar Somalia, yang meliputi kawasan Samudera Hindia lepas pantai timur Somalia, Laut Arab, dan Teluk Aden.

Jalur ini penting dan surga bagi pembajak dan perompak karena menjadi pintu masuk ke Laut Merah dan Terusan Zues bagi kapal-kapal niaga asal Asia yang akan menuju Eropa. Pusat Pelaporan Pembajakan Biro Maritim Internasional (International Maritime Bureau -IMB) melaporkan bahwa hingga 31 Maret 2011 masih terdapat 28 kapal dan sekitar 596 awak kapal masih menjadi sandera para bajak laut, yang menuntut uang tebusan sebagai syarat pembebasan sandera hingga jutaan dollar AS, termasuk Kapal MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia yang dibajak sejak sebulan yang lalu. read more

Ikatan Sarjana Kelautan (ISLA) Unhas bersama Gerakan Independen Makassar Tidak Kasar, Panyingkul!, Bibliocholic, Radio Suara Celebes, Radio Mercurius, Radio Madama, Radio Prambors Makassar, Harian Kompas, Harian Tribun Timur, kabarmakassar.com, mendapat kepercayaan dari organisasi Rumah Budaya Rumata’ pada acara “Makassar International Writers Festival” pada tanggal 13 – 17 Juni 2011 untuk terlibat sebagai salah satu kontributor acara. ISLA akan memfasilitasi dan mengatur kunjungan ke wilayah pesisir di Galesong, Kabupaten Takalar dan Pulau Barrang Lompo, Kota Makassar.

Organisasi RUMATA’ merupakan inisiatif Riri Riza, sutradara film di Jakarta dan Lily Yulianti Farid, penulis kawakan Makassar untuk memperkenalkan dan mempromosikan Makassar sebagai kota dunia yang menjadi tuan rumah berbagai kegiatan internasional, termasuk festival penulis yang mendatangkan para penulis dari berbagai negara, yang bertepatan dengan VISIT MAKASSAR YEAR 2011. Tujuan lainnya adalah untuk membangun citra Makassar sebagai kota yang ramah, sekaligus memperkenalkan sastra dunia dan menumbuhkan minat baca dan tulis di kalangan masyarakat, khususnya di kalangan muda. read more

Prof Iqbal bersama teman kuliahnya di Jepang, paling kanan. (Foto: AM Iqbal Burhanuddin)

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 273,7 juta jiwa. Dengan meningkatnya jumlah penduduk sebesar itu seyogyanya kebutuhan bahan pangan hewani asal ikan sebagai kebutuhan primer yang harus dipenuhi untuk hidup cerdas, sehat, kreatif dan produktif pun akan meningkat.

Beberapa penelitian melaporkan adanya kaitan positif antara tingkat konsumsi ikan dengan umur harapan hidup (UHH) dan pendapatan perkapita. Semakin tinggi konsumsi protein hewani penduduk semakin tinggi umur harapan hidup dan pendapatan domestik bruto (PDB) suatu negara.

Misalnya, umur harapan hidup penduduk Negara-negara maju seperti AS, Prancis, Jepang, Kanada dan Inggris yang masyarakatnya memiliki tingkat konsumsi protein hewani tinggi memiliki UHH yaitu 75-85 tahun. Sementara itu, negara-negara yang konsumsi protein hewani rendah seperti Bangladesh, India dan Indonesia, umur harapan hidup penduduknya hanya berkisar 55-65 tahun. read more